pelajarnuparang.or.id,- Di sebuah desa kecil di Indonesia, tepatnya di Dusun Gajahmungkur, suasana menjelang pemilu sangatlah meriah. Baliho-baliho besar dengan wajah tersenyum terpampang di setiap sudut jalan. Bahkan, tiang listrik pun tak luput dari tempelan stiker caleg.

Di antara para calon yang serius berkampanye, muncul satu nama yang mengejutkan warga: Maman Santoso. Maman bukan orang terkenal, bukan tokoh masyarakat, apalagi politisi. Ia hanyalah tukang tambal ban di pinggir jalan yang mendadak nyaleg.

"Maman, serius kamu mau nyalon jadi anggota dewan?" tanya Pak RT sambil mengernyitkan dahi.

"Iya, Pak RT. Kenapa tidak? Orang-orang bilang, anggota dewan itu gajinya gede. Saya sudah bosan hidup pas-pasan. Sekali-kali nyobain hidup mapan!" jawab Maman dengan semangat.

"Tapi kamu punya program nggak? Visi-misi gitu?"

Maman menggaruk kepalanya, lalu berkata dengan penuh percaya diri, "Ada, Pak! Saya janji kalau terpilih, setiap rumah bakal dapat ban cadangan gratis! Dan jalan desa ini akan saya aspal dengan kualitas terbaik, biar nggak ada lagi motor bocor gara-gara jalanan berlubang!"

Seisi warung kopi tertawa terpingkal-pingkal. Namun, yang lebih mengejutkan lagi, kampanye Maman justru menarik perhatian banyak warga. 

Dengan slogan "Ban Kuat, Jalan Mulus, Masa Depan Cerah!", Maman mulai dikenal di desa-desa sekitar. Orang-orang suka karena janji kampanyenya sederhana dan menyentuh kebutuhan nyata rakyat kecil.

Hari pemungutan suara pun tiba. Saat penghitungan suara dimulai, kejadian tak terduga terjadi. Maman mendapat suara terbanyak! Bahkan, ia mengalahkan caleg petahana yang terkenal dengan baliho segede rumah tapi jarang turun ke lapangan.

Namun, Maman tampak bingung ketika namanya diumumkan sebagai pemenang. "Waduh, saya cuma iseng, kok jadi beneran menang? Saya kan nggak bisa rapat pakai jas, lebih nyaman pakai kaos oblong di tambal ban!"

Akhirnya, Maman memutuskan untuk menyerahkan kursinya ke kandidat lain dengan syarat: siapapun yang menang harus benar-benar memperbaiki jalan di desanya.

Sejak saat itu, jalan Dusun Gajahmungkur menjadi yang paling mulus se-Indonesia, dan Maman tetap setia di bengkel tambal bannya dengan senyum bangga di wajahnya.

Sejak kejadian itu, ada satu pepatah baru di desa: "Jangan remehkan tukang tambal ban, bisa jadi besok dia yang atur anggaran!"