(Foto KH Hasyim Asyari, Sumber : Wikipedia)

KH Hasyim Asy'ari merupakan sosok ulama besar yang lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Beliau dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, serta Pondok Pesantren Tebuireng yang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Nusantara. Selain itu, KH Hasyim Asy'ari juga dikenang sebagai tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Masa Kecil dan Pendidikan

KH Hasyim Asy'ari tumbuh di lingkungan keluarga yang religius. Ayahnya, KH Asy'ari, dan ibunya, Nyai Halimah, adalah tokoh agama yang sangat dihormati. Sejak kecil, beliau sudah mendapat pendidikan agama yang kuat. Untuk memperdalam ilmunya, KH Hasyim Asy'ari melanjutkan pendidikan ke berbagai pesantren di Jawa dan kemudian belajar di Makkah. Pengalaman belajar di Makkah memberikan pengaruh besar pada pemikiran dan metode pengajaran yang ia terapkan di kemudian hari.

Pondok Pesantren Tebuireng

Pada tahun 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang. Pesantren ini menjadi salah satu pesantren terbesar dan berpengaruh di Indonesia. Di Tebuireng, beliau memperkenalkan sistem pendidikan yang menggabungkan pelajaran agama dengan ilmu umum seperti Matematika, Sejarah, dan Bahasa Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk mencetak generasi santri yang tidak hanya memahami ilmu agama tetapi juga memiliki wawasan luas tentang dunia modern.

Perjuangan Melawan Penjajahan

KH Hasyim Asy'ari memainkan peran penting dalam perjuangan melawan penjajah. Pada tahun 1945, beliau mengeluarkan fatwa "Resolusi Jihad," yang menegaskan bahwa membela tanah air dari penjajahan adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Fatwa ini menjadi pemicu semangat rakyat untuk melawan penjajah Belanda, terutama dalam pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945.

Nahdlatul Ulama

Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama lainnya mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini bertujuan untuk menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) sekaligus mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi. NU hingga kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar yang berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Akhir Hayat

KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947 akibat hipertensi setelah mendengar kabar buruk tentang kemenangan Belanda dalam pertempuran di Malang. Namun, perjuangan dan dedikasinya tetap hidup melalui Nahdlatul Ulama dan Pondok Pesantren Tebuireng yang terus berkembang hingga saat ini. Beliau dikenang sebagai seorang ulama besar sekaligus pahlawan nasional yang berjasa bagi bangsa dan agama.