pelajarnuparang.or.id,- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir tahun 1373 H, yang bertepatan dengan 24 Februari 1954 M, di Semarang. Organisasi ini merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. Pendiri IPNU adalah M. Syufjan Cholil (Yogyakarta), H. Mustahal (Solo), dan Abdul Goni Farida (Semarang), dengan Ketua Umum pertama M. Tolchah Mansoer.

Pada awalnya, IPNU lahir dari berbagai organisasi atau asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial. Perkumpulan-perkumpulan seperti Persatoean Santri Nahdlatoel Oelama (Persano) di Surabaya (1939), Persatoean Anak Moerid Nahdlatoel Oelama (PAMNO) di Malang (1941), dan Ikatan Moerid Nahdlatoel Oelama di Semarang (1950) merupakan embrio awal dari IPNU.

IPNU ketika didirikan adalah anak asuhan LP Ma’arif NU, baru pada Kongres IPNU ke-6 di Surabaya, IPNU menjadi badan otonom di bawah PBNU. Kongres IPNU pada 29 Januari hingga 1 Februari 1988 di Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang, secara resmi mengubah asas organisasi IPNU-IPPNU menjadi Pancasila.

Pada kongres ini, KH Abdurrahman Wahid juga mengusulkan penggabungan IPNU-IPPNU menjadi Ikatan Remaja Nahdlatul Ulama (IRNU). Usulan ini menjadi kontroversi sampai akhirnya disepakati bahwa keduanya dipisahkan. Tetapi tetap terjadi perubahan nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Putri-putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

PBNU kemudian mengusulkan kembalinya IPNU dan IPPNU menjadi organisasi pelajar dalam Muktamar NU ke-30 di Lirboyo, Kediri (1999). Usulan tersebut baru secara resmi diputuskan dalam Kongres IPNU-IPPNU di Asrama Haji Sukolilo pada 2003. Inilah era baru kembalinya IPNU-IPPNU mnejadi organisasi pelajar yang merupakan khittahnya ketika didirikan.

IPNU memiliki tujuan utama untuk membentuk pelajar bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, dan berwawasan kebangsaan. Organisasi ini juga bertujuan untuk mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa dan mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Sedangkan IPNU juga berperan penting menjadi benteng akidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dengan mengajak pelajar untuk melestarikan budaya NU. IPNU merupakan kader-kader bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam tanpa kekerasan, karena sekarang banyak sekali gerakan-gerakan atau organisasi yang bersifat radikal yang mengatasnamakan islam dan menjadikan generasi muda sebagai target utama.

Oleh karena itu, perlu perisai untuk membentengi generasi muda dari ancaman gerakan-gerakan radikalisme dan sebagai penerus perjuangan para Ulama' NU.

Dengan struktur organisasi yang terdiri dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Cabang Istimewa, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, dan Pimpinan Komisariat, IPNU berfungsi sebagai wadah perjuangan, kaderisasi, penguatan, dan komunikasi pelajar NU.