Pelajarnuparang.or.id,- KH. Abdul Wahab Chasbullah lahir di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, pada tahun 1886. Beliau merupakan salah satu ulama besar yang berperan penting dalam pendirian Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus menjadi figur sentral dalam dunia pesantren dan pergerakan kebangsaan Indonesia. Sejak kecil, beliau mendapat pendidikan dasar agama dari ayahnya, Kiai Chasbullah, meliputi Al-Qur’an, tauhid, fiqih, tasawuf, dan bahasa Arab.
Perjalanan Pendidikan
Pendidikan KH. Wahab Chasbullah ditempuh di berbagai pesantren ternama, antara lain Langitan (Tuban), Mojosari dan Cepaka (Nganjuk), Tawangsari (Sidoarjo), Bangkalan (Madura) di bawah asuhan Kiai Kholil, serta Tebuireng bersama KH. Hasyim Asy’ari.
Pada usia 23 tahun, beliau berangkat ke Makkah dan menuntut ilmu selama lima tahun (1909–1914). Di sana, beliau berguru kepada ulama terkemuka, seperti Kiai Mahfudz Termas, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, dan Syaikh Said Al-Yamani.
Pemikiran dan Kiprah Pergerakan
KH. Wahab dikenal sebagai ulama berwawasan luas, aktif berdakwah, sekaligus memiliki pemikiran strategis. Ide-idenya dalam membangkitkan kesadaran politik dan sosial umat Islam diwujudkan melalui pendirian Nahdlatul Wathan dan Tashwirul Afkar, yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.
Melalui forum diskusi terbuka dan pendekatan ilmiah, beliau berhasil mengajak banyak ulama untuk bersatu dalam perjuangan kebangsaan sekaligus menjaga tradisi keilmuan pesantren.
Sosok Multitalenta
Selain menjadi tokoh intelektual, KH. Wahab juga dikenal menguasai seni qasidah, bacaan Al-Qur’an, serta memiliki keterampilan bela diri. Keilmuannya yang mendalam dipadukan dengan sikap sederhana menjadikannya sosok ulama yang disegani. Beliau mampu memadukan tradisi pesantren dengan semangat nasionalisme sehingga perannya tidak hanya terbatas pada ranah agama, tetapi juga dalam pergerakan kebangsaan.
Wafat dan Warisan Perjuangan
KH. Wahab Chasbullah wafat pada Rabu, 11 Dzulqa’dah 1391 H atau bertepatan dengan 29 Desember 1971 M. Beliau dimakamkan di kompleks makam keluarga Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Pemikiran dan perjuangannya tetap menjadi inspirasi hingga kini, terutama dalam menjaga prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah serta mengembangkan gerakan Nahdlatul Ulama di tengah tantangan zaman.
0Komentar
Beri Komentar